JAKARTA (Pos Kota) - Niat Bonekmania, suporter Persebaya Surabaya mendatangi penjual kaos-kaos tim sepakbola untuk meminta mereka agar tidak menjual kaos Arema Indonesia di Surabaya, ditanggapi manajemen Arema. Mereka menilai kalau hal itu sampai terjadi merupakan suatu tindakan yang tidak beralasan.
Media ofiser Arema Indonesia,Sudarmaji, yang dihubungi lewat selulernya, tadi malam, di tengah upaya menjadikan sepakbola sebagai industri seharusnya tidak ada larangan orang menjual apa pun selama itu tidak dilarang hukum. Dalam kontek ini, siapa pun tak boleh melarang orang menjual kaos tim sepakbola, termasuk kaos tim Arema.
“Aremania cinta damai. Mereka tersebar tidak saja di Surabaya, tetapi juga di berbagai seantero Tanah Air termasuk Surabaya maupun Jakarta,” kata Sudarmaji yang dihubungi tengah berada di Kalimantan Timur. Menurut dia, selain dari penjualan tiket pertandingan penjualan kaos tim dan atribut lainnya juga merupakan pemasukan bagi tim.
Sudarmaji juga belum mengetahui siapa-siapa yang berniat melarang penjualan kaos tim Arema di Surabaya. “Kita akan pelajari dulu untuk kemudian ditindaklanjuti atau tidak. Kalau itu hanya sebagai isu, untuk apa ditindaklanjuti,” kata dia.
Seperti diberitakan luas, Bonek mendatangi kantor Walikota Surabaya, kemarin sebagai bentuk protes karena Persebaya dinilai salah urus. Selain itu, mereka juga berniat mendatangi penjual kaos-kaos bola meminta agar tidak menjual kaos Arema di Surabaya.
Menurut mereka, penjualan kaos Arema di Surabaya menjadi pemicu timbulnya konflik antarsuporter, Bonekmania dan Aremania. Amin Gimbal, koordinator aksi mengatakan, sebenarnya Bonekmania tidak melarang penjualan kaos Aremania di Surabaya. Namun fakta yang terjadi, seringkali terjadi kasus pemukulan terhadap orang yang memakai kaos Aremania oleh Bonek.
Untuk menghindari hal ini, Amin yang mengaku Bonek cinta damai memutuskan untuk meminta penjual tidak menjajakan kaos Aremania di Surabaya. “Kita sebenarnya ingin menghindari konflik, karena sering ada kejadian pemukulan,” ujar Amin.
